MAKALAH
PENCEMARAN
SAMPAH
Disusun oleh:
Lutfi Nur Ichwan 1101300027
PRODI
DIII KEPERAWATAN BLITAR
JURUSAN
KEPERAWATAN
POLTEKKES
KEMENKES MALANG
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini
sampah identik dengan masalah dan masalah. Sampah selalu saja dianggap sebagai
barang yang tidak berguna, malahan ada yang mengaggap sampah adalah barang yang
menjijikkan. Sampah bila dibiarkan terus lama-kelamaan akan menumpuk dan akan
menimbulkan masalah besar bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Masalah yang
ditimbulkannya dapat meliputi berbagai hal, terutama kesehatan dan social
ekonomi.
Meningkatnya
jumlah sampah tidak diimbangi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
mengusuahakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Di samping itu, kemampuan
pemerintah untuk mendanai pengelolaan sampah juga masih sangat kurang. Kondisi
ini mengakibatkan munculnya berbagai macam dampak dari sampah yang kian hari
kian menumpuk saja.
Pola hidup masyarakat ternyata
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status social, status ekonomi, dan tingkat
teknologi yang dimilikinya. Hal ini juga sangat berpengaruh pada jumlah dan
jenis sampah yang dihasilkan.
Tempat dan
pengelolaan sampah yang kurang memadai atau pembuangan sampah yang tidak
terkontrol merupakan tempat yang cocok bagi beberapa mikroorganisme untuk
hidup.
Sampah memang
telah menjadi polemic tersendiri. Perkara sampah tidak hanya merupakan masalah
krusial, tetapi telah menjadi problematika cultural yang mendarah daging.
Dampak sampah tidak hanya merongrong sebagaian kecil golongan, tetapi telah
mengena ke berbagai sisi kehidupan. Apabila masalah ini tidak ditangani secara
bijaksana, sepat atau lambat sampah akan menenggelamkan kehidupan dengan
beragam dampak negative yang ditimbulkannya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara menangani pencemaran
sampah?
1.3 Tujuan
Menjelaskan dan
menguraikan cara menangani pencemaran sampah
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sampah atau
waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan.
Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memilki nilai
ekonomis.
Secara
sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah
menjadi sampah organic dan anorganik. Sampah organic atau sampah basah ialah
sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.
Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu,
sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat
terurai(undegradable), seperti karet, plastic, kaleng, dan logam.
Jika di urai
lebih rinci, sampah dibagi sebagai berikut.
a.
Human erecta
Human
erecta merupakan istilah bagi bahan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia
sebagai hasil pencernaan. Feces dan urin adalah hasilnya. Sampah manusia ini
dapat berbahaya bagi kesehatan karena bisa menjadi vector penyakit yang
disebabkab oleh bakteri dan virus.
b.
Sewage
Air
limbah buanagan rumah tangga maupun pabrik termasuk sewage. Limbah cair rumah
tangga umumnya dialirkan ke dot tanpa proses penyarinyan, seperti sisa air
mandi, bekas cucian, dan limbah dapur. Sementara itu, limbah pabrik perlu
diolah secara khusus sebelum di lepas kea lam bebas agar aman. Namun, tidak
jarang limbah berbahaya disalurkan ke sungai atau laut tanpa penyaringan.
c.
Refuse
Refuse
diartikan sebagai bahan sisa proses industry atau hasil sampingan kegiatan
rumah tangga. Refuse inilah yang poipuler disebut sampah dalam pengertian
masyarakat sehari-hari. Sampah ini dibagi menjadi garbage dan rubbish.
d.
Industrial waste
Industrial
waste ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan merupakan bahan-beahan
buangan dari sisa-sisa proses industry.
2.2 Sumber dan Komposisi Sampah
Dalam kehidupan
manusia, sebagaian besar jumlah sampah berasal dari aktivitis industry, seperti
konsumsi, pertambangan, dan manufaktur. Di Indonesia, sekitar 60-70& dari
total volume sampah yang dihasilkan merupakan sampah basah dengan kadar air
antara 65-75%. Sumber sampah terbanyak berasal dari pasar tradisional dan
pemukiman.
Tabel 1. Tingkat degradibilitas
komponen bahan sampah
No
|
Komponen
Sampah
|
Degradibiitas
(%)
|
1
|
Selulosa
dari kertas Koran
|
90
|
2
|
Hemiselulosa
|
70
|
3
|
Karbohidrat
|
70
|
4
|
Selulosa
dari kertas bungkus
|
50
|
5
|
Bambu
|
50
|
6
|
Lemak
|
50
|
7
|
Protein
|
50
|
8
|
Ranting
|
5
|
9
|
Lignin
|
0
|
10
|
Plastik
|
0
|
Sumber: Sudrajat
dkk.,1987 dalam Sudrajat,R., 2006
2.3 Penanganan Sampah
Ada tiga cara
mudah dan aman untuk mengatasi masalaha sampah. Cara ini dikenal dengan prinsip
3R, yaitu reduve (kurangi), reuse (gunakan kembali), dan recycle (daur ulang).
Prinsip 3R ini bisa menjadi pedoman sederhana untuk membantu kita dalam
mengurangi sampah.
a.
Reduce (Mengurangi)
Sebisa
mungkin kita mengurangi penggunaan barang, antara lain menghindari pembelian
barang yang berpotensi menghasilkan banyak sampah, menghindari barang sekali
pakai, menggunakan produk yang bisa diisi ulang, atau mengurangi pemakaian kantong
plastik dengan membawa tas sendiri saat berbelanja.
b.
Reuse (Penggunaan kembali)
Barang
yang dianggap sampah dari kegiatan pertama, sebenarnya bisa berguna untuk
kegitan berikutnya, baik untuk fungsi yang sama maupun berbeda. Misalnya,
menggunakan lagi kertas bekas untuk membungkus kado atau membuat amplop. Hal
ini dapat memperpanjang umur dan waktu pemakaian barang sebelum ke tempat
sampah.
c.
Recycle (Mendaur ulang)
Usaha
ini dilakukan dengan mengubah barang bekas menjadi benda lain yang lebih berguna
dan laya pakai. Misalnya mengubah botol, gelas plastik, dan kaleng biskuit
menjadi vas bunga. Satu diantara bentuk implementasi prinsip 3R yang mulai
banyak digalakkan oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya
menghimpun kegiatan yang dapan memanfaatkan sampah untuk di daur ulang.
Jika diurai
lebih rinci penanganan sampah sesuai dengan sifat sampahnya sebagai berikut.
a. Penanganan
sampah organik
Sampah organic dapat dimanfaatkan,
baik secara langsung maupun ecara tidak langsung karena memerlukan proses
terlebih dahulu, yaitu proses daur ulang. Berikut ini akan dijelaskan
penanganan – penanganan sampah organik
1. Makanan
ternak
Di Indonesia, sampah organic berupa
sayur-sayuran biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam, atau
itik. Hal ini sangat menguntungkan karena selai menguramgi sampah, juga
mengurangi biaya pakan untuk hewan ternak. Namun, sampah organic ini harus
dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak.
2. Pengomposan
Pengomposan merupakan upaya
pengolahan sambah dengan menggunakan
prinsip penguraian bahan – bahan organic menjadi bahan – bahn anorganik oleh
aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan
tanah.
Sistem pengomposan memiliki
beberapa keuntungan, anatara lain:
·
Kompos merupakan jenis pupuk yang
ekologis dan tidak merusak lingkungan
·
Bahan yang dipakai tersedia
·
Masyarakat dapat membuatnya sendiri
·
Unsure hara dalam pupuk kompos lebih
tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan
3. Biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah
organic secara anaerobic. Bahn bakunya dapat dibuat dengan cara mencampur
sampah organic dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara.
Selanjutnya, campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu.
Biogas memiliki beberapa kelebihan,
antara lain:
·
Mengurangi junlah sampah
·
Menghemat energy
·
Sumber energy yang tidak merusak
lingkungan
·
Nyala api bahan bakar biogas lebih
terang/bersih
·
Residu dari biogas dapat dimanfaatkan
untuk pupuk
b. Penanganan
sampah anorganik
Sampah
anorganik dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Namun, sampah yang
dapat didaur ulang harus diolah terlebih dahulu yaitu dengan sanitary landfill,
pembakaran (incineration), atau penghancuran (pulverisation).
1. Sanitary
landfill
Sanitary landfill merupakan salah
satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan system sanitasi yang baik.
Sampah dibuang di suatu tempat, kemudian dipadatkan dengan traktor. Selanjutnya
sampah ditutup tanha. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi system
saluran yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau lingkungan. Pada sanitary
landfill juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas
penguraian sampah. Cara ini sangat menguntungkan karena menghilangkan polusi
udara.
2. Incineration
Sampah padat dibakar di dalam
insinetaror. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan
volume sampah padat hasil dapat mencapai 70%. Namun, cara ini relative lebih
mahal dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga kali lipatnya.
3. Pulverisation
Penghancuran sampah dilakukan di
dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi alat pelumat sampah. Sampah
langsung dihancurkan menjadi potongan – potongan kecil yang dapat dimanfaatkan
untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun alam yang belum memilki nilai ekonomis
2. Sampah
dibedakan menjadi sampah orhganik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah
sampah yang beasal dari makhul hidup yang mudah terurai. Sedangkan sampah
anorganik adalah sampah kering yang tidak mudah diuraikan oleh miktoorganisme.
3. Penanganan
sampah ada 2 metode, yaitu metode 3R dan metode penanganan sampah berdasarkan
sifat sampah.
a. Metode
3R
· Reduce : Mengurangi pemakaian
barang yang dapat menghasilkan sampah
· Reuse
:Menggunkan
kembali barang bekas yang mungkin masih bisa dimanfaatkan
· Recycle : Mendaur ulang barang bekas untuk
dijadikan barang yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai jual.
b. Metode
penanganan berdasarkan sifat sampah
· Sampah
organik dapat dimanfaatkan menjadi makanan ternak, biogas dan pupuk kompos
· Sampah
anorganik dapan dimanfaatkan dengan cara di daur ulang. Namun sebelum di daur
ulang harus melalui proses pengolahan yaitu sanitary landfill, incineration,
puverisation.
3.2 Saran
Masalah
sampah tidak terlepas dari perilaku manusia itu sendiri. Untuk mengatasi sampah
diperlukan kesadaran tinggi dari setiap individu untuk memproduksi sampah
sekecil mungkin. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan UU No.18 Tahun 2008
tentang pengelolaan sampah tetap tidak akan bedanya jika manusia tetap tidak
peduli terhadap kesehatan lingkungannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Barsiyanta. 2007. Manajemen Sampah. Yogyakarta: Kanisius
Aryulani,D dkk. 2006. Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakrata:
Erlangga (Esis)
Suryati, T.2009. Bijak & Cerdas Mengolah Sampah.Jakarta: PT Agromedia Pustaka
Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah.
Jakarta: Penebar Swadaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar