Minggu, 20 Oktober 2013

MAKALAH SAMPAH



MAKALAH
PENCEMARAN SAMPAH


 









Disusun oleh:
Lutfi Nur Ichwan    1101300027



PRODI DIII KEPERAWATAN BLITAR
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
2013




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Selama ini sampah identik dengan masalah dan masalah. Sampah selalu saja dianggap sebagai barang yang tidak berguna, malahan ada yang mengaggap sampah adalah barang yang menjijikkan. Sampah bila dibiarkan terus lama-kelamaan akan menumpuk dan akan menimbulkan masalah besar bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Masalah yang ditimbulkannya dapat meliputi berbagai hal, terutama kesehatan dan social ekonomi.
Meningkatnya jumlah sampah tidak diimbangi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengusuahakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Di samping itu, kemampuan pemerintah untuk mendanai pengelolaan sampah juga masih sangat kurang. Kondisi ini mengakibatkan munculnya berbagai macam dampak dari sampah yang kian hari kian menumpuk saja.
Pola hidup masyarakat ternyata dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, status social, status ekonomi, dan tingkat teknologi yang dimilikinya. Hal ini juga sangat berpengaruh pada jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan.
Tempat dan pengelolaan sampah yang kurang memadai atau pembuangan sampah yang tidak terkontrol merupakan tempat yang cocok bagi beberapa mikroorganisme untuk hidup.
Sampah memang telah menjadi polemic tersendiri. Perkara sampah tidak hanya merupakan masalah krusial, tetapi telah menjadi problematika cultural yang mendarah daging. Dampak sampah tidak hanya merongrong sebagaian kecil golongan, tetapi telah mengena ke berbagai sisi kehidupan. Apabila masalah ini tidak ditangani secara bijaksana, sepat atau lambat sampah akan menenggelamkan kehidupan dengan beragam dampak negative yang ditimbulkannya.

1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana cara menangani pencemaran sampah?

1.3  Tujuan
Menjelaskan dan menguraikan cara menangani pencemaran sampah



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sampah
Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memilki nilai ekonomis.
Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organic dan anorganik. Sampah organic atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu, sampah anorganik atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai(undegradable), seperti karet, plastic, kaleng, dan logam.
Jika di urai lebih rinci, sampah dibagi sebagai berikut.
a.       Human erecta
Human erecta merupakan istilah bagi bahan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia sebagai hasil pencernaan. Feces dan urin adalah hasilnya. Sampah manusia ini dapat berbahaya bagi kesehatan karena bisa menjadi vector penyakit yang disebabkab oleh bakteri dan virus.
b.      Sewage
Air limbah buanagan rumah tangga maupun pabrik termasuk sewage. Limbah cair rumah tangga umumnya dialirkan ke dot tanpa proses penyarinyan, seperti sisa air mandi, bekas cucian, dan limbah dapur. Sementara itu, limbah pabrik perlu diolah secara khusus sebelum di lepas kea lam bebas agar aman. Namun, tidak jarang limbah berbahaya disalurkan ke sungai atau laut tanpa penyaringan.
c.       Refuse
Refuse diartikan sebagai bahan sisa proses industry atau hasil sampingan kegiatan rumah tangga. Refuse inilah yang poipuler disebut sampah dalam pengertian masyarakat sehari-hari. Sampah ini dibagi menjadi garbage dan rubbish.
d.      Industrial waste
Industrial waste ini umumnya dihasilkan dalam skala besar dan merupakan bahan-beahan buangan dari sisa-sisa proses industry.


2.2  Sumber dan Komposisi Sampah
Dalam kehidupan manusia, sebagaian besar jumlah sampah berasal dari aktivitis industry, seperti konsumsi, pertambangan, dan manufaktur. Di Indonesia, sekitar 60-70& dari total volume sampah yang dihasilkan merupakan sampah basah dengan kadar air antara 65-75%. Sumber sampah terbanyak berasal dari pasar tradisional dan pemukiman.
Tabel 1. Tingkat degradibilitas komponen bahan sampah
No
Komponen Sampah
Degradibiitas (%)
1
Selulosa dari kertas Koran
90
2
Hemiselulosa
70
3
Karbohidrat
70
4
Selulosa dari kertas bungkus
50
5
Bambu
50
6
Lemak
50
7
Protein
50
8
Ranting
5
9
Lignin
0
10
Plastik
0

Sumber: Sudrajat dkk.,1987 dalam Sudrajat,R., 2006
2.3  Penanganan Sampah
Ada tiga cara mudah dan aman untuk mengatasi masalaha sampah. Cara ini dikenal dengan prinsip 3R, yaitu reduve (kurangi), reuse (gunakan kembali), dan recycle (daur ulang). Prinsip 3R ini bisa menjadi pedoman sederhana untuk membantu kita dalam mengurangi sampah.
a.       Reduce (Mengurangi)
Sebisa mungkin kita mengurangi penggunaan barang, antara lain menghindari pembelian barang yang berpotensi menghasilkan banyak sampah, menghindari barang sekali pakai, menggunakan produk yang bisa diisi ulang, atau mengurangi pemakaian kantong plastik dengan membawa tas sendiri saat berbelanja.

b.      Reuse (Penggunaan kembali)
Barang yang dianggap sampah dari kegiatan pertama, sebenarnya bisa berguna untuk kegitan berikutnya, baik untuk fungsi yang sama maupun berbeda. Misalnya, menggunakan lagi kertas bekas untuk membungkus kado atau membuat amplop. Hal ini dapat memperpanjang umur dan waktu pemakaian barang sebelum ke tempat sampah.

c.       Recycle (Mendaur ulang)
Usaha ini dilakukan dengan mengubah barang bekas menjadi benda lain yang lebih berguna dan laya pakai. Misalnya mengubah botol, gelas plastik, dan kaleng biskuit menjadi vas bunga. Satu diantara bentuk implementasi prinsip 3R yang mulai banyak digalakkan oleh masyarakat adalah mendaur ulang sampah dan berupaya menghimpun kegiatan yang dapan memanfaatkan sampah untuk di daur ulang.

Jika diurai lebih rinci penanganan sampah sesuai dengan sifat sampahnya sebagai berikut.
a.       Penanganan sampah organik
Sampah organic dapat dimanfaatkan, baik secara langsung maupun ecara tidak langsung karena memerlukan proses terlebih dahulu, yaitu proses daur ulang. Berikut ini akan dijelaskan penanganan – penanganan sampah organik
1.      Makanan ternak
Di Indonesia, sampah organic berupa sayur-sayuran biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam, atau itik. Hal ini sangat menguntungkan karena selai menguramgi sampah, juga mengurangi biaya pakan untuk hewan ternak. Namun, sampah organic ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak.

2.      Pengomposan
Pengomposan merupakan upaya pengolahan sambah dengan  menggunakan prinsip penguraian bahan – bahan organic menjadi bahan – bahn anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah.
Sistem pengomposan memiliki beberapa keuntungan, anatara lain:
·         Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan
·         Bahan yang dipakai tersedia
·         Masyarakat dapat membuatnya sendiri
·         Unsure hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan pupuk buatan

3.      Biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah organic secara anaerobic. Bahn bakunya dapat dibuat dengan cara mencampur sampah organic dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya, campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu.
Biogas memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
·         Mengurangi junlah sampah
·         Menghemat energy
·         Sumber energy yang tidak merusak lingkungan
·         Nyala api bahan bakar biogas lebih terang/bersih
·         Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk

b.      Penanganan sampah anorganik
Sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Namun, sampah yang dapat didaur ulang harus diolah terlebih dahulu yaitu dengan sanitary landfill, pembakaran (incineration), atau penghancuran (pulverisation).
1.      Sanitary landfill
Sanitary landfill merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan system sanitasi yang baik. Sampah dibuang di suatu tempat, kemudian dipadatkan dengan traktor. Selanjutnya sampah ditutup tanha. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi system saluran yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau lingkungan. Pada sanitary landfill juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Cara ini sangat menguntungkan karena menghilangkan polusi udara.


2.      Incineration
Sampah padat dibakar di dalam insinetaror. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil dapat mencapai 70%. Namun, cara ini relative lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar tiga kali lipatnya.

3.      Pulverisation
Penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi alat pelumat sampah. Sampah langsung dihancurkan menjadi potongan – potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.






























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1.      Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memilki nilai ekonomis
2.      Sampah dibedakan menjadi sampah orhganik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang beasal dari makhul hidup yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah kering yang tidak mudah diuraikan oleh miktoorganisme.
3.      Penanganan sampah ada 2 metode, yaitu metode 3R dan metode penanganan sampah berdasarkan sifat sampah.
a.       Metode 3R
·      Reduce                        : Mengurangi pemakaian barang yang dapat menghasilkan sampah
·      Reuse               :Menggunkan kembali barang bekas yang mungkin masih bisa dimanfaatkan
·      Recycle            : Mendaur ulang barang bekas untuk dijadikan barang yang lebih bermanfaat dan mempunyai nilai jual.
b.      Metode penanganan berdasarkan sifat sampah
·      Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi makanan ternak, biogas dan pupuk kompos
·      Sampah anorganik dapan dimanfaatkan dengan cara di daur ulang. Namun sebelum di daur ulang harus melalui proses pengolahan yaitu sanitary landfill, incineration, puverisation.

3.2  Saran
Masalah sampah tidak terlepas dari perilaku manusia itu sendiri. Untuk mengatasi sampah diperlukan kesadaran tinggi dari setiap individu untuk memproduksi sampah sekecil mungkin. Walaupun pemerintah telah mengeluarkan UU No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah tetap tidak akan bedanya jika manusia tetap tidak peduli terhadap kesehatan lingkungannya.



DAFTAR PUSTAKA

Barsiyanta. 2007. Manajemen Sampah. Yogyakarta: Kanisius

Aryulani,D dkk. 2006. Biologi SMA dan MA untuk Kelas X. Jakrata: Erlangga (Esis)

Suryati, T.2009. Bijak & Cerdas Mengolah Sampah.Jakarta: PT Agromedia Pustaka

Tim Penulis PS. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya