Tiikk tookk tikk tokkk!!!!
Ku ayunkan kaki ku lebih cepat menelusuri lorong-lorong bangunan jaman belanda ini. Jam tangan menunjukkan pukul 06.45. Akhirnya tiba di depan gedung tinggi berlantai 4 yang gagah dan kekar..
Bismillah.
Mulai ku injakkan kakiku ini pada basah tanah coklat di halaman gedung mewah ini. Hatiku semakin berdebar tidak karuan. Rasa takut, haru, sedih jadi satu..
" ya Allah akan ku abdikan 10 hariku pada bangunan ini.. Akankah aku diterima oleh bangunan ini dan semua yang ada di dalamnya?"
Ini hari pertamaku praktik klinik kegawatdaruratan di IGD Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang. Kata kakak tingkat praktik disini harus siap mental dan fisik, karena yang akan dihadapi adalah semua orang dengan kebutuhan pertolongan cepat dan tepat. Selain itu, kita bekerja bersama dokter spesialis, dokter residen, coas secara langsung selama 24 jam nonstop. Kebayang gimana ricuhnya suasana di dalam ruangan IGD. Ruangan yang penuh emosional dengan berbagai kasus dari pasien. Segera kutepis pikiran-pikiran negatif itu dan ku bulatkan niat untuk menuntut ilmu disini.
Pembekalan dimulai antara jam 08.00 hingga 15.00. Fiuuhhhhh....lumayan terasa panas dipantat. Di akhir sesi pembekalan dibagikan jadwal praktik. Sesuai jadwal aku beserta kelompok besarku akan mulai praktek keesokan harinya. Jadi, kami putuskan hari itu kembali ke kos dan lebih menyiapkan mental.
Keesokan harinya...
Sudah tiba saatnya masuk ruang IGD. Hari pertama di IGD langsung bertugas di ruang P1..weeeewwww... Tantangan pertama menangani 6 pasien dengan tingkat kegawatdaruratan prioritas pertama. Kita dituntut cekatan karena dikejar waktu. Tiitt..titt..tiit..titt monitor observasi terus bersuara dan belakangan aku tau itu adalah lagu kebanhsaan di ruang P1. Tantangan kedua adalah berhadapberhadapan dengan dokter-dokter residen yang notabene memandang kehadiran kami sebelah mata, that's right itu wajar karena secara ilmu kami masih jauh dibawah mereka. Tapi hal itu semakin memompa kita untuk menunjukkan pada mereka bahwa kita layak menjadi partner mereka. Dan berhasil..terlihat kita lebih terampil dalam hal tindakan, maka dokter-dokter itu mulai percaya pada kita. Tantangan ketiga, OMG disini tidak ada tempat duduk jadi persis kita berdiri selama 6 jam penuh, kalaupun ada tempat duduk memang kita tidak sempat duduk krena intensitas tindakan yang begitu ketat. Benar - benar mantafff...
Rutinitas didalam IGD selama 10 hari jika diringkas seperti ini jadinya:
1. Datang 30 menit sebelum operan shift
2. Operan shift
3. Pelayanan selama 6 jam penuh tanpa duduk dengan intensitas tindakan yang menggila, partner dokter spesialis, dokter residen, serta coas secara langsung
4. Satu jam sebelum akhir shift dilaksanakan Bed Side Teaching alias kuliah (benar-benar pemerasan otak.hhehehhe)
Dan itu berlangsung selama 10 hari. Sekalipun hanya 10 hari tapi tenaga yang keluar benar-benar menggila. Alhasil diakhir praktek aku jatuh sakit. Namun kelelahan fisik dan mental yang kudapat tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan ilmu yang ku dapatkan dari sana.
Dan perjalananku selama 10 hari adalah perjalanan emas dalam hidupku. Semua yang ada didalam gedung IGD memberikaknu begitu banyak wawasan. Terimakasih kusampaikan dari lubuk hatiku yang terdalam. Sampai jumpa dilain kesempatan.